Thursday, February 4, 2010

Macan


Macan

Macan identik dengan sesuatu yang kuat, gagah, keras, dan tegas. Sesuatu yang tampaknya ‘mumpuni’ dan menguasai. Macan melangkah dengan pasti, karena dirinya memang hebat. Dirinya memang perkasa. Sulit dikalahkan, sulit ditandingi. Dan perlahan, macan itu mulai merasa sombong. Dan dengan mudahnya, Si Macan mulai mengeluarkan cakarnya melangkah maju bersama sederetan prestasinya. Karena memang dia yang paling kuat, sulit menyainginya.

Tetapi, tak ada gading yang tak retak. Dulunya Si Macan memang hebat, namun ada kalanya dia berubah menjadi macan ompong. Kali lain, dia berubah menjadi macan kertas. Yang dari luar tampaknya kuat dan galak, tetapi sebenarnya tidak bertenaga. Kelihatan sangar dan kuat serta hebat di luaran tetapi di dalam, dia menyimpan sesuatu.


Sesuatu itu kali ini dalam bentuk kelemahan terhadap makhluk yang paling cantik. Wanita, oops, maksudnya macan betina. Banyak kali memang macan jantan jatuh karena macan betina. Tetapi bukan macan jantan yang tangguh namanya, kalau dia tidak bisa mengembalikan kejayaannya. Macan ini berhasil menyakinkan permaisurinya, Ratu Macan, bahwa hanya dialah satu-satunya. Tak ada yang lain.

Sampai suatu ketika, Ratu Macan menemukan bukti-bukti perselingkuhan Si Macan. Dengan berbagai alibi yang meyakinkan yang dilontarkan Si Macan, hampir saja di meloloskan dirinya. Namun, ternyata kali ini hari sialnya. Karena Si MIL (Macan Idaman Lain) itu mengirimkan surat kepadanya tepat ketika Ratu Macan tengah membuka pintu rumahnya bagi pengantar surat, Pak Pos di hutan belantara itu.

Surat mesra bernada mengundang itu mengajak Si Macan untuk suatu ‘rendezvous’ di satu sudut terpencil di hutan belantara yang memang terkenal bagi mereka yang pacaran atau selingkuh, membuat Ratu Macan murka. Ditunjukkannya tulisan itu kepada Si Macan. Yang tertunduk. Terdiam. Tak lagi mampu mengucapkan sepatah kata pun. Ini baru salah satu dari MIL-nya. Dan sesudah itu, satu per satu MIL-nya menampakkan diri ke hadapan permaisurinya, lewat surat-surat yang kemudian berdatangan dan membuka kedok rahasia suaminya sendiri.

Ratu Macan semakin gundah gulana. Dia berteriak keras, marah besar, dipenuhi angkara murka, dan melancarkan serangannya. Kuku macannya sudah mulai memacani dan mencakari suaminya. Karena kali ini serius! Dia sudah muak dibohongi terus-terusan. Inikah katanya sibuk pertemuan di ujung hutan sebelah sana demi mempertahankan jabatan dan kewibawaan serta kemacanannya? Semua dusta! Bohong belaka.

Dengan hati hancur, didorongnya Si Macan keluar dari sarang mereka. Dan ketika keluar secara paksa, Si Macan menghantam kepalanya ke pohon besar di dekat sarang mereka. Dan dia pingsan. Dalam pingsannya, beberapa binatang lain mendatanginya. Melihatnya. Dan menolongnya. Para penghuni hutan itu juga mendengar pertengkaran dari sarang Macan yang walaupun tak jelas apa masalahnya, tetapi mereka tahu, pertengkaran itu adalah sebuah pertengkaran hebat.

Macan berlalu. Mencoba membenahi hidupnya dengan masuk pusat rehabilitasi buat memperbaiki diri dari kebuasan dirinya, kegilaan dirinya akan MIL. Akan makhluk Tuhan yang paling sexy yang bernama ‘Macan Betina’. Dia sadar, sebetulnya dalam semua kelebihan yang dia miliki… Segala ‘macan’ yang ada di dirinya dalam bentuk kekuatan, kekuasaan, posisi dan kekayaan, semua nyaris tak berarti. Dihancurkan oleh dirinya sendiri karena kesombongannya, karena memang dia merasa paling hebat sedunia. Dia mungkin pernah paling hebat, dia mungkin pernah paling berkuasa. Tetapi kemudian dia lupa daratan. Tergoda macan-macan betina yang memang berhias dan berdandan dengan begitu berani, kemudian menggoda dirinya. Dan dia sendiri pun mau tergoda. Punya istri mantan ratu kecantikan hutan belantara pun tak menolongnya. Keserakahan dan kebuasan dirinya terlalu mendominasi.

Macan sadar, dia salah. Dia mau memperbaiki diri. Setelah keluar dari pusat rehabilitasi, dia kembali bersama istrinya, Ratu Macan-permaisuri resmi sekaligus cinta sejatinya- untuk pergi ke hutan lainnya. Memulai kehidupan baru di sana bersama anak-anak mereka. Sementara MIL-nya masih mencoba mencakarnya dan menyuruhnya tinggal bersama mereka. Tetapi dia mencoba tegar, menatap tegak jalan menuju hutan sebelah sana.

Di kejauhan, matahari memancarkan sinar terangnya. Pagi membawa semangat bagi dirinya. Ratu Macan menggenggam tangannya dan berkata, “ Mari, kita songsong langkah baru. Lupakan masa lalu. Semoga kau betul-betul mau berubah, suamiku!”

HCMC, 5 Februari 2010

-fon-

* sebetulnya beberapa waktu yang lalu sudah mau menuliskan tentang Naga Bonar versus Macan Kayu a.k.a Tiger Wood, tapi gak jadi tuh hehe. Pegolf yang jadi pujaan dunia karena prestasinya, namun memiliki kelemahan juga: bertekuk lutut di sudut kerling wanita-wanita dahsyat. Namun, niat baiknya untuk merehabilitasi diri atas ketagihannya itu dan memulai lembaran baru bersama istrinya, kusambut baik. Tiger is only human. He can make mistakes. Tapi dia bisa berubah baik ke jalan yang benar. Tak ada yang mustahil.

Tapi, tunggu sebentar: Tiger is only human? Tiger kan only tiger??? Peace….hehehe…

Pokoknya terinspirasi kisah Tiger Wood dehhh :)

Sumber gambar:

http://larry5154.files.wordpress.com/2009/12/tiger_woods.jpg


3 comments:

  1. Seperkasa-perkasanya macan...jatuhnya ya ke pelukan macan betina juga....bukan ke macan jantan.....halah....piye toh iki?!

    ReplyDelete
  2. ya karena macan jantan jatuhnya di sudut kerling macan betina, Mbak hehehe...

    ReplyDelete
  3. tiger itu macan cieeee
    wood itu kayu hahaha

    ReplyDelete