Perkenalkan, namaku Huyen (dibaca : Huin atau Huyin dalam Bahasa Indonesia).
Di usiaku yang ke-25 ini, aku masih menjomblo. Belum menikah. Sementara aku juga baru lulus kuliah jurusan perbankan di salah satu universitas di HCMC ini. Aku tak ingin memaksakan diri untuk menikah, seperti teman-temanku yang menikah di usia ke-20. Sehingga umur 25 sepertiku saat ini sudah dianggap perawan tua. Tapi apa mau dikata, memang pacar saja aku belum punya…
Selain itu, aku memang anak tunggal dari ayah dan ibuku. Ibuku berjualah pho, itu lho mie putih khas negaraku. Dia sudah berjualan selama 20 tahun sejak aku berumur 5 tahun.
Me, begitu aku menyebut ibuku, terlihat kuatir setiap kali dia bicara soal harusnya aku sudah menikah dan punya anak. Kujawab pelan, “ Bukan aku tak mau, Me! Tapi, aku mau mencari seseorang yang kucinta. Bukankah lebih baik aku menunda daripada terburu-buru menikah dengan siapa saja yang datang melamarku?”
Kalau aku menjawab seperti itu, ibuku hanya tersenyum kecut. Tak bisa membantah kebenaran ucapanku. Me, aku juga sedih kalau aku belum bisa membahagiakanmu dengan suami atau cucu penerus keturunanmu. Tapi, bukankah lebih baik aku membantumu saat ini? Daripada aku tak tentu arah menikah dengan siapa saja yang kau kenalkan kepadaku tanpa adanya cinta?
Me mulai memperhatikan penampilanku. Dibilangnya aku terlalu gemuk untuk ukuran orang
Aku sedih,
Aku juga tak mau, Me… Seperti segelintir perempuan
Aku tak tahu memang jodohku adalah orang mana. Apa Singapura, Amerika, Eropa, Jepang, atau
Aku juga tak hendak menjajakan diri, Me. Banyak kulihat perempuan
Yang penting, aku hidup benar, Me… Aku punya sikap tegas terhadap hidup… Dan mudah-mudahan, suatu saat…jodoh dan pekerjaan yang sesuai diberikan-Nya padaku. Aku tak mau merendahkan diriku sebegitu rupa, karena aku tak mau dihina, Me… Aku juga punya pendidikan. Aku juga bisa belajar hidup lebih baik lagi, tapi tidak dengan cara-cara yang tidak sesuai di hatiku….
Me, aku menangis menuliskan ini semua di catatan harianku… Aku ingin sekali berbagi beban ini denganmu, Me… Tapi, kukira semua itu tak mungkin kulakukan di saat ini… Aku hanya ingin jadi diri sendiri, Me… Dengan tenang menghabiskan setiap waktu di hidupku. Tak takut kalau sampai aku tak menikah… Yang mungkin akan mengecewakanmu, Me… Tapi aku tetap berpegang pada prinsipku, menunggu yang kucinta dan mencintaiku apa adanya… Bukan asal comot saja seperti beli baju di Pasar Ben Thanh. Beli baju pun harus memilih, bukan? Apalagi soal jodoh… Apalagi soal suami…
Tuhan, semoga ibuku mengerti. Bukan hari ini, tapi mungkin sebulan lagi. Tiga bulan lagi. Setahun lagi… Aku menunggu pengertian itu terjadi, sambil menunggu hadirnya suami yang mencintaiku…Sambil menunggu pekerjaan yang sesuai untukku. Dan banyak hal lainnya yang tetap kutunggu dari-Mu…
HCMC, 31 Desember 2009
-fon-
* Huyen bukan nama sebenarnya. Kisahnya adalah kisah nyata dari seseorang yang saya kenal di sini. Seseorang yang berprinsip. God bless you, friend! Walaupun saya yakin, kamu nggak ngerti tulisanku ini. But, I still can see your goodness inside.
sumber gambar:
so touching...
ReplyDelete@ Cecil: ma kasih, emang kisahnya menyentuh dan prinsipnya kuat, makanya kutuliskan:)
ReplyDelete