Selamat datang di dunia plastik!
Saya bukan bicara mengenai ember, baskom, gayung, tempat sikat gigi, gelas, piring, sendok, atau apa saja yang terbuat dari plastik. Namun, sekali ini yang ingin saya kedepankan adalah operasi plastik. Yang sering pula diungkapkan dengan istilah face lifts. Bukan wajah yang mirip lift lho, namun menurut free online dictionary, facelift berarti:
plastic surgery to remove wrinkles and other signs of aging from your face; an incision is made near the hair line and skin is pulled back and excess tissue is excised; "some actresses have more than one face lift"
(operasi plastik yang bertujuan untuk menghilangkan keriput dan tanda-tanda penuaan
lainnya dari wajah seseorang. Di mana insisi atau sayatan dibuat dekat dengan garis rambut dan kulit ditarik dan kelebihan jaringan dipotong).
Banyak selebriti melakukan hal ini. Tidak kurang pula jumlahnya, orang biasa yang tidak terkenal pun melakukannya. Dan yang lebih menghebohkan lagi, dalam kurun waktu seminggu terakhir, saya membaca bahwa di Hungaria, diadakan pemilihan ratu kecantikan plastik ini. Di malam itu, semua kecantikan yang tidak natural, tidak alami, dipamerkan. Mulai dari implan payudara, memancungkan hidung, dan facelifts menjadi bintang utamanya.
By PABLO GORONDI,Associated Press Writer - Saturday, October 10
"I think this competition is long overdue," said photographer Marton Szipal, one of the pageant judges. "Hungarians used to laugh about plastic surgery but it's time for Hungarian women to care more about their appearance. They are the most beautiful in
Plastic surgeon Dr. Tamas Rozsos said the pageant also meant to show that cosmetic corrections did not necessarily have to be about oversized breasts, bulbous lips and skin stretched to near tearing point.
"This about restoring harmony ... eliminating asymmetries and giving women the opportunity to have normal features," Rozsos said. "Plastic surgery has a bad reputation in
Despite
"People for whom this is important always find the money," Rozsos said.
To qualify for the pageant, the 18 Hungarian residents had to prove they'd gone fully under the knife _ mere Botox or collagen injections did not count. Nearly all the contestants showed off augmented breasts, with reshaped noses also popular. One finalist had surgically adjusted toes.
Organizers claimed contestants were expected to show "a perfect harmony of body and soul," but the three-part pageant concentrated almost exclusively on the women's physical attributes and the usually conspicuous wishes for world peace went missing.
Miss Plastic candidates were at least 18 years old and included a former rhythmic gymnast, a firefighter married to a police officer, a mother of three and several strippers. There was a special category for women over 30.
Pageant queen Reka Urban, a 22-year-old hostess, won an apartment in
Tujuan diadakannya kontes ini menurut artikel di atas adalah untuk menggiatkan masyarakat Hungaria untuk menyadari kecantikan mereka kembali. Karena mereka adalah yang tercantik di Eropa, itu menurut salah satu dewan juri. Agak membingungkan sebetulnya, kalau iya memang yang tercantik di seluruh Eropa, buat apa juga operasi plastik segala? Bukankah alami yang lebih baik? Bukankah yang sesuai dengan apa yang diberikan Tuhan adalah yang terbaik?
Namun, memang untuk beberapa kasus seperti bibir sumbing, korban kebakaran yang menderita luka bakar parah di wajahnya sehingga tak mampu dikenali lagi, operasi plastik dibutuhkan dan memang boleh dilakukan. Karena berguna bagi penyembuhan baik secara fisik maupun mental si penderita. Tetapi bila berhadapan dengan operasi plastik untuk memperbesar ukuran dadanya, memancungkan hidung, ataupun upaya untuk tetap awet muda biarpun umur tetap melaju, apa pandangan kita mengenai hal itu?
Mungkin jawaban kita bervariasi.
Mulai dari: “ Ah, itu
Atau bagi yang ekstrim, “ Itu
Bagi saya pribadi, saya tidak mau ah, menambahi wajah saya dengan ornamen plastik. Saya tidak mau ada sendok plastik di wajah saya hihihi…Lha, koq? Ehm, serius nih, saya tidak berminat sampai saat ini untuk melakukan operasi plastik. Dan mungkin juga karena saya bukan seorang selebriti yang harus selalu terlihat sempurna ketika tampak depan, tampak samping, atau tampak belakang sekalipun, jadi saya tidak pusing-pusing memikirkan operasi-operasi plastik yang harus saya lakukan. Paling yang saya pusingkan masih saja seputar peralatan dapur dan rumah tangga terbuat dari plastik yang rusak dan perlu membeli yang baru. Hushh! Gak nyambung yah? Wuahahaha…
Intinya sih, bagi saya pribadi, orang mau operasi plastik atau tidak itu terserah mereka. Kalaupun menurut agama dilarang seperti operasi kelamin, tokh masih saja dilakukan. Walaupun saya mencoba mengerti alasan bahwa banyak orang yang merasa terperangkap di tubuh yang salah. Perempuan terperangkap di tubuh laki-laki dan sebaliknya laki-laki yang terperangkap di tubuh perempuan sehingga merasa perlu untuk menyamakan perasaan itu dengan kondisi tubuhnya, makan dilakukanlah operasi kelamin. Yang lagi-lagi, maaf… bila tidak sesuai dengan pemikiran Anda. Namun, di agama Katolik yang saya anut, pertukaran semacam ini tidak diakui.
Ah, daripada pusing-pusing mikirin operasi plastik, facelift, proses memancungkan hidung dan sebagainya… Mendingan juga menjaga hati, menerima diri, dan melihat segala sesuatu dengan rasa syukur. Rasanya hal-hal semacam itu akan membuat kecantikan di dalam merekah. Dan tidak jarang bagi mereka yang awet muda, ketika ditanya apa rahasianya, mereka menjawab : “ Kecantikan dari dalam akan memancar ke luar. “
Dannn… Saya percaya akan hal itu! Saya percaya bahwa senyuman akan menjadi ‘facelift’ yang sempurna, ketimbang mulut cantik yang monyong akibat manyun oleh rasa cemburu. Saya percaya bahwa mata yang memandangi sesamanya dengan teduh dan penuh kasih akan jauh lebih berarti daripada mata yang telah dioperasi plastik dan amat cantik namun selalu memandangi orang lain dengan penuh penghakiman. Menghakimi apa yang dipakai, merek apa, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Saya percaya bahwa hidung yang tampak seperti jambu air yang nongkrong dengan tidak sempurnanya di wajah seseorang namun berfungsi baik akan lebih berarti ketimbang hidung yang dioperasi berkali-kali sampai kehilangan fungsi asalnya, tak mampu membaui (mencium) bau atau wangi lagi!
Saya percaya, apa yang alami, yang diterima apa adanya dengan ucapan syukur (syukur bahwa saya sempurna, tidak cacat) jauh lebih bernilai daripada operasi plastik secanggih apa pun.
Dan untuk mengakhiri tulisan saya, saya mengajak kita semua dengan bangga mengikuti kontes Miss/ Mr. Natural Beauty 2009. Tanpa perlu operasi plastik, menjadi orang yang menerima diri sendiri, apa pun bagian wajah yang alami yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Dan mari kita menjadi pribadi-pribadi yang tulus, rendah hati, daripada wajah yang dioperasi plastik dan cantik/tampan sempurna namun mengeluarkan tatapan sinis atau senyuman palsu.
Selamat datang diriku yang tidak sempurna, aku menerimamu apa adanya! Kalau perlu operasi plastik dilakukan bagi hati-hati yang iri, cemburu, penyebar fitnah, gosip… Buat hati-hati semacam itulah diperlukan heartlift…semacam facelift buat hati, sehingga menjadi hati yang semakin sempurna dari hari lepas hari… Semoga…
-fon-
Sumber gambar:
http://www.thegioiwallpape
No comments:
Post a Comment