***Catatan minggu ke-3 di
Pasar Tradisional dekat rumah…
Akhirnya jadi juga saya pergi ke pasar tradisional dekat rumah. Di hari minggu, pukul enam tiga puluh, saya mengenakan pakaian kebangsaan ke pasar (belum ada sih sebelumnya, baru mau diadakan). Kaos agak belel dengan celana sebatas lutut. Sandal pun dipilih yang nyaman, siapa tahu harus berlari dari kejaran sepeda motor ( ‘ge er mode on’, sapa juga yang mo ngejer? Hehehe). Berbekal kantong belanja berbahan kain yang ‘environmentally friendly’, kalkulator Cas*o, buku notes kecil dan bolpen. Saya berangkat. Oh, tentunya bawa uang. Kalau nggak, berabe lagi. Sudah gak bisa ngomong, mau ngutang lagi? Tinta mungkin lah yaw :P
Perjalanan ke pasar singkat. Kurang dari sepuluh menit. Saya mulai menelusuri barang apa saja yang bisa dibeli dan mau dibeli. Saya memilih buah-buahan dan sayuran, serta sedikit daging. Pertama di ‘counter’ daging. Ambil secumplek daging (secumplek, apa lagi tuh? Istilah sendiri. Yang penting saya ngerti, Anda ngerti, cukup sudah…hehe), langsung tanya, “ How much?” sambil ngeluarin kalkulator. Dia memberikan angka 28 ribu dong (sekitar 15 ribu rupiah). Oklah, masih murah meriah. Ambil lagi cumplekan kedua daging. Tambah 10 ribu dong katanya. Ok, bungkusss!
Beli mangga juga sama. Tapi kalkulator kurang terpakai, karena pake bahasa isyarat ternyata lebih afdol. Tidak salah dulu kita diajar berhitung dengan jari, karena terasa betul manfaatnya di sini. Untung saya tidak pernah membolos pelajaran berhitung (kayak susah aja ya pelajarannya hihi), jadi saya fasih menggunakan jari-jari saya. Dan itu ternyata amat bermanfaat di sini. Tak pernah saya kira ck ck ck…(lebay neh critanya:)).
Setelah menggondol sayuran, buah dan daging plus cuci mata sepanjang pasar melihat kemolekan ‘dragon fruit’, nanas, ikan, daging, ayam dan teman-temannya, saya pulang dengan tidak sukses. Karena nyasar! Udah nyasar, bawaan agak berat lagi. Akhirnya saya pulang juga, sampai dengan selamat. Oh iya, saya juga membeli bahn mi (semacam roti tradisional
Dan karena sukses, saya pun mengulang kembali di hari Kamis lalu. Jadi dalam seminggu, ada dua kali saya ke pasar. Dan sukses, Saudara-Saudara! (Ke pasar aja, bangga…Please, deh…Ya iyalah, secara pengalaman pertama. Bukannya congkak, bukannya sombong neh…).
Hari pertama kursus Bahasa
Bahasa
Strumming my pain with his fingers (one time)
Singing my life with his words (two times)
Killing me softly with his song
Killing me softly with his song
Telling my whole life with his words
Killing me softly, with his song
‘Killing me softly with those tones’, bunyinya 6 macam lho. Jadi satu kata misalnya ‘ma’ itu tadi bisa dilafalkan dengan enam cara dan memiliki enam arti berbeda. Belum lagi karena belum pernah mendengar bahasa itu sebelumnya, jadi betul-betul saya seperti makhluk planet yang mencoba belajar bahasa bumi. Anggaplah saya yang dari Planet Venus kepengin belajar bahasa bumi. Ah, sulitnya! Pengin rasanya mengakhiri seketika kursus itu dan tidak mau belajar lagi….Mending nyanyi aja ah…*Killing me softly with his song…killing me softly…*
Hari kedua belajar bahasa ini, ternyata sudah mulai tidak begitu ‘killing me softly’ lagi. Saya mulai agak merasa nyaman. Apalagi saya juga bertanya bagaimana melafalkan nama jalan yang sering saya kunjungi sehingga memudahkan saya berkomunikasi dengan sopir taksi. Lumayan menarik juga…
Dan hari ini, hari ketiga saya belajar, semakin saya senang. Hanya memang perlu waktu untuk menguasai lebih banyak.
Teacher, udah gak ‘killing me softly’ lagi neh. ‘Soundtrack-nya’ ganti ‘I will survive’ ya :)
Keamanan di Vietnam…
Di Singapura, ada seorang teman asal Cina yang lama tinggal di Amerika Serikat mengatakan kepada saya kalau keamanan di
Menyeberang Jalan
Karena orang
Ok, sekian dulu info di minggu ini. Kunjungan ke
Anak kampung yang (berusaha) tidak kampungan undur diri. Kalau masih agak kampungan? Ya, maklumlah…Namanya juga anak kampung hahaha…
HCMC,
-fon-
* menikmati minggu-minggu pertama di HCMC, sekaligus melihat seperti apa sih hidup di negeri orang?
sumber gambar:
http://blog.tiffanywan.com/__oneclick_uploads/2008/05/ho-chi-minh-city_dsc_0199.jpg
No comments:
Post a Comment