Dia guru kami.
Pernah mengajar kami sekaligus wali kelasku. Pak Sy mengajar pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Jerman di sekolah kami, SMA kami tercinta di
Tak pernah mudah menjadi seorang guru. Dedikasi selama puluhan tahun, tak selalu diimbangi dengan kemapanan finansial. Hari tua pun tak selalu terjamin. Memang, beberapa guru akan menikmati kenyamanan finansial di hari tua. Mungkin tidak sampai kaya raya, tapi cukuplah buat hidup sehari-hari. Saya sadar, di luar apa yang tampak nyata di hadapan saya dalam bentuk penderitaan Pak Sy yang terpaksa banting setir demi sesuap nasi, masih banyak guru-guru lain di daerah terpencil-di pelosok- yang lebih menderita lagi. Mungkin harus kerja serabutan, kerja yang lain, demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Sedangkan para muridnya? Ironisnya sudah banyak yang jadi dokter, insinyur, sarjana ekonomi, sarjana fisip, sarjana ini-sarjana itu. S1, S2, S3. Mapan pula secara ekonomi. Rumah dari pantas ditinggali sampai rumah megah, mobil satu sampai empat, sekolah anak di sekolah internasional, sudah melanglang buana sampai ke mana-mana.
Terlalu jauh memang kesenjangan antara para murid yang sudah berhasil dengan kondisi finansial para guru yang masih berjuang untuk hidup.
Profesi memanglah selalu menjadi pilihan pribadi. Semua orang berhak memilih profesi apa yang akan dijalani. Sambil meng-klik satu per satu foto mantan guru SMA saya di bagian foto kakak kelas saya tadi, saya melihat wajah mereka yang tua dimakan usia.
Saya hanya berpikir, kalau FB bisa menggalang begitu banyak anak SD, SMP, SMA bersatu. Kalau FB bisa membuat begitu banyak orang berkumpul dan sibuk dengan reuni
Saya hanya merasa miris karena merekalah pahlawan tanpa tanda jasa yang butuh perhatian dan kasih juga. Indahnya yang dilakukan kakak kelas saya, memikirkan apa yang harus dilakukan bagi mereka. Mereka juga butuh cinta para muridnya.
Setidaknya kita sisihkan dari minum kopi di gerai ternama dua tiga kali, sudah lumayan buat menambah koin bagi guru-guru kita.
Masihkah kauingat dia? Masihkah kauingat mereka yang pernah jadi bagian hidupmu? Setidaknya mereka berperan dan mendidik kita sehingga menjadikan kita ada seperti hari ini.
‘So, do you still remember’?
HCMC, 25 Maret 2010
-fon-
No comments:
Post a Comment