“ Suamiku,” bisik Susan lembut di telinga suaminya yang sedang tidur…
“ Andai saja kamu seganteng Brad Pitt, bertubuh rupawan bak Hugh Jackman, dan punya senyum semanis Ari Wibowo…
Andai saja kamu sekaya Bill Gates, berwibawa seperti Barrack Obama, sepandai Einstein…
Andai kamu mencintaiku lebih dari Romeo kepada Juliet…
Pasti aku akan lebih bahagia…”
Tiba-tiba nuraninya ikut sumbang suara:
“ San, San…Kalau dia seperti yang kamu andai-andaikan, pastinya dia akan mencari istri yang lebih segala-galanya daripada kamu!” Deg, suara itu menyentak dirinya. Perlahan tapi pasti, menyadarkan dirinya bahwa Tommy adalah yang terbaik untuknya…
Andai…
Ah, andai diri ini tak usah terlalu sering berandai-andai…Pasti hidup ini lebih bahagia! Menerima dan mensyukuri apa yang ada, berusaha tetap jadi yang terbaik yang diri ini bisa…Tanpa perlu iri atau merasa perlu jadi orang lain. Atau sebaliknya merasa perlu suami, anak atau keluarga harus seperti Si A, Si B, atau Si C….
Susan masuk ke selimutnya, menutup seluruh wajahnya secara tiba-tiba. Malu berat.
San, San…
Hanya untuk terima apa adanya, begitu sulitkah?
HCMC, 26 Mei 2010
-fon-
* Susan bisa berarti setiap dari kita. Pria ataupun wanita yang tak puas dengan pasangan kita. Tak puas dengan keluarga kita. Tak pernah mensyukuri apa pun yang kita miliki malahan selalu mengeluh saja…Seperti pertanyaan ke Susan:
hanya untuk terima apa adanya, begitu sulitkah?
sumber gambar:
http://dayzofelijah.files.wordpress.com/2009/06/husband-and-wife-pic-on-beach.jpg
No comments:
Post a Comment