Sunday, June 20, 2010

Kecil-Besar



Kusadari bukan melulu hal-hal besar yang menjatuhkan diriku, terkadang aku jatuh dalam hidup ini karena aku tak lihai dalam meng-handle urusan-urusan kecil yang terjadi. Banyak kali, urusan-urusan itu terjadi di dalam sini. Di dalam dadaku, di balik pintu di hatiku. Aku tak sadar atau sebetulnya sadar tapi tak mau tahu, karena kupikir aku pandai dalam mengurus segala sesuatu. Apalagi hubungannya dengan diriku. Pastilah aku yang paling tahu. Padahal? Jujurnya, setelah kualami banyak kali jatuh bangun mengurusi diriku sendiri, kutahu jawabnya: belum tentu.

Tumpukan kemarahan seperti gedung bertingkat seratus. Lautan kekecewaan tak bertepi. Gunung-gunung keangkuhan bercampur iri dan dengki. Semua bermula dari yang kecil saja. Dari lantai satu gedung bertingkat yang isinya kemarahan kecil, dari satu tetes kekecewaan, dari satu gundukan tanah keangkuhan. Dari situlah mereka berasal. Ketika aku tak mengelolanya dengan baik, mereka berkembang terus dan terus tanpa henti.

Jadi, semakin aku sadar. Bukan melulu batu karang yang membuatku terpisah dari sahabat-sahabatku, bukan melulu ombak besar yang membuatku bermusuhan dengan sanak saudaraku. Bukan! Melainkan dari kerikil-kerikil kecil yang keburu dicuekkan keberadaannya. Dari riak-riak kecil yang tak sempat kupedulikan. Ketika berkumpul menjadi satu, sekali waktu diriku meledak dan menumpahkan segalanya. Sekaligus, bak senapan mesin, kutembakkan kemarahan tanpa henti itu. Terkadang, aku salah sasaran. Tak seharusnya aku melampiaskannya pada orang yang tak bersalah. Atau mereka yang salahnya kecil saja, namun kuanggap melakukan kesalahan yang tak termaafkan. Padahal, inti dari kesalahan itu terjadi karena mismanagement dalam diriku sendiri. Aku tak pandai meluangkan waktu untuk bincang-bincang dengan diriku. Aku tak mau tahu apa yang kualami akankah menimbulkan efek terhadap perasaanku. Aku hanya berusaha berjalan dengan pikiranku, ambisiku, kemauanku, berharap suatu saat akan kucapai segala yang kuinginkan. Namun, hasilnya aku pernah mengalami kehancuran.

Bukan hal-hal besar yang melulu menjatuhkanku. Tetapi, hal-hal kecil yang tak kuurus dengan baik. Aku mengakui kelemahanku akan hal ini. Dan aku sadar, sering kali karenanya aku kehilangan kesempatan untuk berdamai dengan orang lain. Jangankan berdamai dengan orang lain, wong berdamai dengan diriku saja aku sulit! Sejak kumengerti hal ini, kulangkahkan kaki dengan ringan. Berusaha setiap malam duduk diam, merenungkan sepanjang hari ini. Bagaimana hatiku hari ini? Diriku, apa kabarmu hari ini? Dengan demikian setidaknya aku memulai untuk introspeksi dari diriku sendiri. Apa salahku, mungkin aku harus perbaiki. Apa yang kurang kuperhatikan sebagai sumber luka dan kecewaku yang seringnya kembali minta diperhatikan, kucoba memberi perhatian ekstra serta membawanya di dalam doa. Karena aku sadar, dengan memperlakukan diriku penuh cinta, barulah kurasakan cinta itu sendiri. Dengan demikian, membantuku untuk menghadapi kondisi yang sulit. Banyak kali, kesulitan itu timbul karena kekurangmampuan diri kita sendiri untuk mengasihi diri sendiri. Mengasihi tentunya berbeda dengan mengasihani diri sendiri. Dan kasih yang terbesar yang kualami adalah berasal dari-Nya. Yang senantiasa diperbaharui hari lepas hari. Yang kembali menyadarkanku bahwa aku yang kecil dan tak ada apa-apanya ini, masih dikasihi-Nya. Semoga kesadaran akan hal itu membuatku mampu mencintai diriku apa adanya karena Dia sudah menerimaku apa adanya—tanpa syarat apa pun. Menjadi bagianku untuk mengasihi diriku dan sesama, serta menyirami dunia ini dengan kasih-Nya sehingga setidaknya banyak orang bisa merasakan percikan kasih-Nya dalam hidup ini.

Bukan hal-hal besar yang selalu membuatku pusing kepala. Sering kali, hal-hal kecil yang tidak kukelola dengan baik di sini, di lapisan terdalam relung hatiku yang menjadi pangkal permasalahannya. Biarkanlah aku mengurusi detil demi detil di hatiku, berniat untuk menjadikannya kuat dan sembuh, lalu membagikan kasih itu kepada dunia walaupun itu hanya dunia sekitarku.

Bagaimana dengan kamu?

HCMC, 20 Juni, 2010

-fon-

* tiba-tiba tersadarkan kalau banyak kali pertengkaran, percekcokan, berantem, dan perselisihan lebih dikarenakan banyak hal yang belum dibereskan dari dalam diri sendiri dan meluap keluar merembet ke orang lain…alHH


sumber gambar:
http://www.google.com.vn/imglanding?q=big%20small&imgurl=http://farm2.static.flickr.com/1014/1046115438_87377e1a94.jpg&imgrefurl=http://www.flickr.com/photos/jwlphotography/1046115438/&usg=__lVYKU2jVwU31j6oSYFZdusQxhdU=&h=333&w=500&sz=93&hl=vi&itbs=1&tbnid=b0hXIOB3_2YmeM:&tbnh=87&tbnw=130&prev=/images%3Fq%3Dbig%2Bsmall%26hl%3Dvi%26gbv%3D2%26tbs%3Disch:1&gbv=2&tbs=isch:1&start=6

No comments:

Post a Comment