Tuesday, June 1, 2010

Gak Punya…


Pagi ini aku koq inget pada pernyataan klise para cewek atau perempuan, kalau diundang ke pesta pernikahan.

Males deh gw pergi, gak punya baju…”

( Padahal maksudnya gak punya sepuluh baju pesta. Yang sembilan sudah dipakai ke pesta-pesta sebelumnya dan sudah merasa bosan. Yang kesepuluh harus dibeli dulu biar tampil percaya diri ke pesta berikutnya).

Atau, dari deretan sepatu di rak, ketika mau pergi ke satu reunian bareng anak-anak SMU. Lihat bolak-balik, pernyataannya sama:

“ Aduh, gw gak punya sepatu yang pas.”

(Maksudnya sepatu ada lima, tetapi masih merasa kurang. Begitulah kira-kira). Itu berlaku sama buat aksesoris lainnya: tas, tali pinggang, anting-anting, kalung, gelang. Atau alat make-up seperti lipstick, eye shadow, eye liner, dst.

Sama halnya ketika harus menghadiri suatu acara. Lihat deretan baju lagi nih, di lemari. Deretan dua puluh dua kaos dan tujuh belas celana panjang plus rok, dan sembilan ‘dress’, masih belum cukup juga untuk membantu memutuskan apa yang harus dipakai.

Lagi-lagi pernyataan itu keluar:

Gak punya baju gw…”

(Maksud loe? Gak punya se-departement store gitu kali yaaa? Pissss wkwkwk).

Ehm, itu juga pernah terjadi pada diriku. Gw pernah mengalaminya. So, you’re not alone! Lagi-lagi ini membuktikan betapa sulitnya cewek ataupun manusia secara keseluruhan untuk puas dengan apa yang dimiliki. Yang dilihat kurangnya aja, yang dipunyai gak direken( baca: dihitung). Tentunya, tiap kali aku memikirkan konteks syukur ini, pastinya aku tak bermaksud menjadi orang yang tak mau berusaha keras dan menjadi orang yang malas. Ini bukanlah dalih atau alasan untuk duduk diam, gak ngapa-ngapain. Justru karena tahu bahwa hidup itu adalah perjuangan dan harus diperjuangkan terus, makanya kata syukur juga harus ada dalam kamus kita. Begitulah, kira-kira.

Kata gak punya kalau dikembangkan lebih lanjut bisa begini kira-kira: gak punya handphone lima, punyanya cuman dua. Gak punya mobil tiga, cuman punyanya satu. Gak punya istri tujuh, punyanya cuman satu (whoaaa kalau tujuh, apa kata duniaaa??? Hehehe). Intinya, yang selalu terbawa di pikiran koq yang gak punya itu ya…? Apa sebegitu sulitnya untuk bilang: aku bersyukur untuk bajuku, untuk handphoneku, untuk anakku, untuk suamiku, untuk istriku, untuk keluargaku, untuk pacarku, untuk sepatuku, untuk laptopku, untuk BB-ku, untuk iPhone-ku, untuk mobilku, untuk motorku, untuk tabunganku yang walaupun jumlahnya tidak sebanyak punyanya konglomerat, dst. Sekaligus ingat kalau semuanya itu hanya titipan-Nya, untuk sementara waktu saja.

Sayang sekali kalau hidup ini terlalu disibukkan dengan kata gak punya. Yang aku takutkan cuma aku gak punya kasih, gak punya malu, gak punya perasaan, gak punya kerendahan hati jadi sombong melulu, apalagi gak tau diri dan gak tau terima kasih… Begitu, coyJ!

Punya or gak punya: that is the question (adaptasi dari to be or not to be:that is the question-nya Shakespeare hehehe). Dengan bersyukur atas yang kita punyai dan terus berusaha giat dalam hidup ini, aku koq yakin: segala yang baik akan ditambahkan dalam hidup kita. Semoga!

HCMC, 1 Juni 2010

-fon-

sumber gambar:

http://www.mercatornet.com/images/stories/shopaholic1.JPG

No comments:

Post a Comment