*** Episode: Happily Ever After?
Previously on Thank God I Found You part 11 (Episode: The Changes)
Perubahan demi perubahan terjadi. Santi meninggal, sehingga Vita tak lagi merasakan semangat dalam hidupnya. Kehilangan sobat baik di depan matanya sendiri bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi. Dia memutuskan untuk pergi, cuti dari pekerjaannya dan berangkat ke
Episode: Happily Ever After?
Aku memandang ke luar lewat jendela apartemen Tante Fifi yang terletak di kawasan Phu My Hung di HCMC ini. Pemandangan indah seolah di Singapura saja. Tak seperti jalanan
Hari-hari di HCMC juga diisi wisata kuliner, mencicipi aneka masakan
***
Hari-hari yang menyenangkan. Ketika menemukan seorang yang kaucinta dan mencintaimu dengan api
Willem sendiri semakin sehat, hampir pulih seperti sedia kala. Kembalinya semangat hidup, kembalinya Susi dalam hidupnya merupakan obat yang lebih manjur daripada puluhan bahkan ratusan obat penenang yang sudah mampir ke perutnya.
Hotel, dipilih Hotel Mulia di Senayan. Pernikahan dengan tema minimalis ini bakal menghadirkan artis-artis papan atas
Susi sendiri sibuk bolak-balik ke Singapura ditemani Willem tentunya. Urusan ‘wedding dress’ dia percayakan kepada perancang ternama kelas dunia, Vera Wang yang butiknya bisa dia temukan dengan mudah di Paragon. Perasaan nyaman di dirinya karena buat pernikahan ini budgetnya ‘unlimited’, tanpa batas. Dia mau apa saja, bisa.
Paket bulan madu ke Eropa pun sudah disiapkan. Pastinya Willem dan Susi akan mengelilingi beberapa
Susi tak sabar menantikan hari-hari indah yang akan menghiasi hidupnya. Tak lagi diingatnya bayangan Jason dan Vita. Tidak sempat! Dia terlalu sibuk dan terlalu bahagia dengan ini semua!
The Wedding…
Acara pernikahan sedang berlangsung. Nuansa warna ‘pink’ muda yang elegan, bercampur dengan warna putih dan biru muda mencerahkan suasana hotel. Tamu penuh, diperkirakan ada sekitar 2000 orang. Susi tersenyum bahagia menyambut setiap tamu yang menyalaminya. Willem? Dia juga tak kalah senangnya. Tertawa terbahak-bahak pada orang-orang yang menggodanya. Bagus menunggu sekian lama kalau dapatnya seorang bidadari jelita. Dia tersenyum bangga! Susi memang amat sempurna:)
Lagu-lagu romantis bergema. Mulai dari Elfa’s Singers, Ruth Sahanaya, Siti Nurhaliza, secara bergantian memenuhi panggung itu. Musik orkestra pun mengalun pelan, menambah indahnya suasana. Sedangkan makanan berlimpah ruah. Bebek Peking, sate, ‘cake’, sampai buah-buahan lengkap semua. Sungguh pesta yang sempurna bagi mereka.
Papa dan Mama Willem berwajah ceria. Mama Willem yang memakai gaun berwarna biru laut dengan manik-manik Swarovski di sekeliling gaunnya memang masih terlihat cantik. Dia pandai merawat tubuh dan wajahnya sehingga masih tidak kalah bersaing dengan selebriti juga. Sementara keluarga Susi pun terlihat bahagia: Papa dan Tante Reni bernafas lega juga karena akhirnya Susi menikah dengan orang yang dicintainya.
Sempurna. Apa lagi yang diinginkan dalam hidup seorang wanita? Bagi Susi, semua sudah didapatkannya….
***
Pesawat yang Willem dan Susi tumpangi baru saja mendarat di Charles de Gaulle International Airport
Perlahan taksi membawa mereka ke hotel mewah ‘Four Season Hotel George V- Paris’ yang terletak di 31, avenue George V. Ini memang salah satu hotel yang mewah di sini. Mereka telah memesan ‘presidential suite’ yang mewah dan indah luar biasa. Bak dalam mimpi, semua mereka jalani dengan bahagia. Senyum tak pernah lepas dari bibir mereka.
Ini pasti akan jadi bulan madu penuh kebahagiaan buat mereka. Makan malam, jalan-jalan ke Eiffel, dan belanja tentu saja! Sudah masuk daftar kegiatan mereka. Sisanya, tak usah ke luar dari kamar terlalu banyak pun tak mengapa karena kamar mereka bak istana…
***
Susi masih mengenakan kimono kamar yang disediakan hotel ini. Kimono berbahan handuk, putih bersih dan terbuat dari bahan yang mahal. Seperti biasa, ritual kebersihan pun dilakukannya. Willem pun sudah mulai terbiasa, karena waktu mereka bolak-balik Singapura, Willem pun sudah melihat kebiasaan Susi, istrinya yang cantik itu.
Mereka bersiap-siap untuk tour setengah hari di
Sarapan pagi diantar ke suite mereka. Susi sudah makan, setelah itu dia mempersiapkan dirinya. Sementara Willem pun menyelesaikan makannya dengan lahap. Sarapan setelah menikah dengan orang yang dicinta memang beda rasanya:)
Tiga puluh menit kemudian.
Susi pun sudah selesai berdandan. Dia bersiap mengejutkan Willem saat hendak mengambil pakaian di lemari. Willem yang ada memegang pisau dan garpu makannya, menatapnya nanar. Lalu berteriak kencang:
“ Jangan kaucoba ambil Susi dariku. Dia hanyalah milikku! Dan Susi, sini kamu! Kamu harus selalu bersamaku. Dari mana saja, kamu? Koq pergi tidak bilang-bilang…!” Masih berteriak emosi, Willem mengacungkan garpunya.
“ Aku
“ Ah, bohong kamu, Sus! Paling kamu mau pergi lagi, ya? Sama pria-pria yang suka dan ngefans sama kamu itu!” Teriak Willem lagi.
“ Will, mana mungkin aku pergi dengan mereka? Aku dan kamu sekarang ada di mana? Di Paris, Will! Perancis!” Susi pun mulai emosi juga.
“ Memangnya mereka tak bisa ikut kita ke sini? Aku merasa mereka terus mengintai kita, aku merasa mereka terus memata-matai kita. Mereka tak ingin kita bahagia. Mereka ingin mengambilmu dari sisiku. Mereka ingin menjatuhkan kita ke lubang derita. Aku tak mau…Aku tak mauuuu!!!” Teriak Willem makin histeris.
Susi kebingungan, satu sisi tak mampu melawan kekuatan Willem yang lebih besar dan lebih kuat darinya. Seketika dia menelepon resepsionis, minta pertolongan.
Tetapi tangan Willem lebih cepat menyambarnya dan mengacungkan garpu itu ke dekat wajahnya.
“ Jangan coba-coba kauhubungi pria-pria itu. Takkan kuberi kesempatan barang sedetik pun!”
Susi mulai menangis. Willem, apa yang terjadi? Mengapa kau jadi begini???
Bersambung…
HCMC,10 Juni 2010
-fon-
Sumber gambar:
No comments:
Post a Comment