Monday, June 14, 2010

The Past



Most people are prisoners, thinking only about the future or living in the past. They are not in the present, and the present is where everything begins.

---Carlos Santana (Latino musician, b.1947)

Setiap orang punya masa lalu. Tidak ada yang tidak. Kecuali mereka yang lupa akan masa lalunya sendiri, entah karena usia-entah karena amnesia. Tetapi masa lalu itu tetap ada di sana.

Masa lalu.

Kadang menyenangkan, kadang menyedihkan.

Kadang begitu ingin kembali dan membuat suatu perbedaan. Mungkin kalau saja Prince Dastan dan Princess Tamina bersedia membagikan sedikit pasirnya untuk dimasukkan ke dalam ‘dagger’ yang bisa membawa kembali ke masa silam seperti dalam film ‘Prince of Persia’, akan banyakkk yang kita bisa lakukan. Kenyataannya memang takkan pernah bisa dilakukan. Harus menerima bahwa apa pun yang terjadi, pengalaman apa pun yang seolah memuakkan. Yang di dalamnya kita mungkin sempat bertanya: why this? Why me or Why God??? Bukanlah sesuatu kebetulan dan memiliki maknanya juga mengapa sampai terjadi.

Bo Sanchez, salah satu penulis favoritku pernah menuliskan soal masa lalu ini. Kata-katanya yang saya suka: your past doesn’t define your future.

Sering kali, kita dibayang-bayangi kegagalan masa lalu. Kerap kali bayangan itu begitu menyesakkan seolah masa depan kita sudah pasti terpetakan jelas. Namun, sebetulnya masa lalu tidaklah berpengaruh terhadap masa depan kita. Itu jelas! Namun, jujurnya pada praktiknya, selalu beberapa dari kita mengalami kesulitan. Sepertinya tarikan masa lalu yang kelam itu memasukkan kita ke lubang berlumpur di dalam tanah yang seolah membuat kita takkan bisa bangkit kembali. Betulkah? Sungguhkah?

Masalahnya sebetulnya lebih melihat dalam kerangka: bahwa dalam hidup tidak ada yang kebetulan. Everything happens for a reason. Mengapa sampai kejadian demikian, karena Tuhan punya maksud atau rencana tertentu yang mungkin pada saat ini tidaklah kita mengerti. Karena keterbatasan pengetahuan kita, karena keterbatasan kita sebagai manusia yang tak mampu melihat ‘a bigger picture’ (gambaran yang lebih besar) dari keseluruhan hidup kita, membuat kita tak mungkin mengerti detik ini juga. The good news is: Tuhan mengerti. Tuhan peduli. Dia izinkan hal-hal yang menyesakkan itu terjadi untuk menjadikan kita semakin kuat dan indah di dalam-Nya. Menjadikan kita semakin sadar bahwa tanpa Dia kita bukanlah siapa-siapa.

Masa lalu.

Mungkin indah buat dikenang. Mungkin begitu menyesakkan sampai setiap mengingatnya selalu menangis saja. Tetapi, hiduplah untuk saat ini. Dengan kekuatiran berlebihan akan masa lalu sebetulnya mencuri kebahagiaan detik ini. Padahal, saat ini amat berharga untuk kita jalani, untuk kita nikmati. Masa lalu, tetaplah bagian hidup kita. Tak bisa di-delete sesuka hati, namun berusaha berdamai semua kejadian di masa lalu itu adalah baik demi pemulihan dalam diri kita sendiri. Dendam-amarah-benci yang dipupuk subur akan menghasilkan kekesalan hati, insomnia, bahkan penyakit. Singkirkan pikiran yang terpenjara di masa lalu. Percaya bahwa apa pun yang telah terjadi adalah yang terbaik di mata-Nya untuk kemudian menjalani hari ini dengan syukur. Percaya bahwa masa depan yang diperjuangkan dan didoakan di dalam iman akan mendatangkan kebaikan juga bagi mereka yang mengasihi-Nya. Dan songsonglah masa depan dengan suka cita:)

HCMC, 15 Juni 2010

-fon-

sumber gambar:

http://www.masternewmedia.org/new-media/games/alternate-reality-games-mini-guide-20070214.htm



No comments:

Post a Comment