Sunday, May 9, 2010

House is Where the Love is


House Is Where the Love is

*** with translation /dengan terjemahan

One fine day in Orchard Road.

While walking along the heaven of pedestrians, my eyes were stunned by this beautiful sentence from a girl’s T-Shirt. I didn’t even really notice her face, but what I did was just admiring the words there. Such a strong message from the T-Shirt itself. It’s written: house is where the love is.

Then as usual, I began to wonder…

How many times we’ve already forgotten that our house is supposed to be where the love is. It’s supposed to be a place where our love and affection grows deeper each day. Remembering when we first made a vow, exchange the wedding vow, we always bear in mind that a house-a home-is supposed to be a place where we can get some strength and love to carry on in such a tough world. But after realizing that it’s not that easy to put that into action, I think that most of us begin to forget that our house is supposed to be the source of love and peace. But many of us made our house as the source of anger, hatred, wound, hurt, and not to mention: war. How can we stay strong in this life if the tiniest element of our society, our family, isn’t that strong?

Well, of course we have our struggles inside our family. We might have a stubborn sister, we might have a very grumpy and talkative mother, we might have a true gossiper Aunt. But, they’re all our family. It’s not a coincidence that God has put them inside our circle of relatives. Not only friends or someone that we met unintentionally on the street while we passed by. But someone that shared the bonding in this kind of special relationship, a blood-related relationship.

I’m aware of the fact that we sometimes prefer our friends rather than our family. With our friends we think that we can be ourselves, while with our family sometimes we think that we’re easily being judged. But let’s be reminded once again that the one who stays together with us, through thick and thin in our life are actually the members of our family. I myself need to face some struggles too to accept some differences in my family. I’m sure we all have some problems in it. But, hey! If only we can work things out and make our family the source of our strength, love and peace, why don’t we do it today?

I’m also aware that lots of people have this kind of war in the family. Their hatred for each other is extremely huge and they think they could never have the chance to mend it. But, is that really so? Or it’s their pride that wouldn’t subside?

Lots of time we heard that we can only be able to love others if we’ve already filled with God’s love. By realizing that we can never do it alone, we need His guidance and help to get through it all.

So, let’s ask for His guidance to make our house as the source of love. To make our home is where we put our hearts together to make things better and better. Stay in love. Build more love in our family. Sometimes we try so hard to be happy without realizing that we need to start from the very core of it. From our own house.

This is our homework together:) To make this world a better place and it starts from me, it starts from my house, it starts from searching the long lost love and hopefully we can make it grow again.

Rumah adalah Tempat Tumbuh Kembangnya Cinta

Suatu pagi yang cerah di Orchard Road.

Ketika sedang berjalan sepanjang surga pejalan kaki itu, mata saya dikejutkan oleh suatu kalimat indah dari kaos seorang gadis. Saya tidak begitu memperhatikan wajahnya, tetapi apa yang saya lakukan adalah mengagumi kata-katanya. Suatu pesan yang amat kuat tertulis di kaos tersebut. Tertulis: rumah adalah tempat tumbuh kembangnya cinta.

Dan seperti biasa, saya mulai merenung…

Berapa banyak kali kita lupa bahwa rumah kita seharusnya adalah tempat cinta itu seharusnya bermukim? Rumah adalah seharusnya adalah tempat di mana cinta dan kasih kita tumbuh semakin dalam setiap hari. Mengingat kembali masa-masa di mana kita bersumpah, mengikat janji untuk saling setia… Kita selalu ingat bahwa seharusnya sebuah rumah adalah tempat di mana kita bisa mendapatkan kekuatan dan cinta untuk mampu melanjutkan hidup dalam kondisi dunia yang keras. Tetapi, setelah sadar bahwa bukanlah hal yang mudah untuk membuatnya jadi nyata, saya kira banyak dari kita mulai melupakan bahwa rumah kita seharusnya adalah sumber cinta dan kedamaian. Tetapi, berapa banyak dari kita malah membuat rumah itu sebagai sumber kemarahan, kebencian, luka, dan terakhir: perang? Bagaimana kita bisa tetap kuat dalam hidup ini bila elemen terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga: tidaklah kuat?

Tentu saja kita memiliki perjuangan masing-masing dalam keluarga kita. Mungkin kita punya saudara perempuan yang keras kepala, kita mungkin punya seorang ibu yang sering marah-marah dan bawel, mungkin kita punya seorang tante yang tukang gosip sejati. Tetapi, mereka adalah keluarga kita. Bukanlah kebetulah ketika Tuhan meletakkan mereka dalam lingkaran sanak saudara kita. Bukan hanya teman atau seseorang yang kita jumpai secara tak sengaja di jalan ketika kita lewat. Tetapi seseorang yang berbagi ikatan dalam hubungan yang khusus, hubungan darah.

Saya pun sadar akan kenyataan bahwa kita sering lebih suka teman kita daripada saudara kita. Dengan teman, kita pikir kita bisa jadi diri sendiri. Sedangkan bersama keluarga, kadang-kadang kita pikir kita begitu gampang dihakimi. Tetapi marilah kita ingat sekali lagi: adalah anggota keluarga yang selalu ada bersama dengan kita dalam suka dan duka di hidup kita. Saya pribadi harus menghadapi perjuangan juga untuk mengatasi perbedaan dalam keluarga saya. Saya yakin, setiap dari kita memiliki masalah sendiri-sendiri dalam hal ini. Tetapi, hei! Jika saja kita bisa mengatasi permasalahan tersebut dan membuat keluarga kita sebagai sumber kekuatan, cinta dan perdamaian, mengapa tidak kita lakukan sekarang?

Saya sadar pula akan kenyataan bahwa banyak orang memiliki perang dalam keluarganya. Kebencian antarmereka begitu besar dan mereka pikir mereka takkan bisa memperbaikinya lagi. Tetapi, apakah benar demikian? Atau hanya kesombongan mereka yang tak mau surut?

Banyak kali kita dengar bahwa kita bisa hanya mencintai orang lain ketika kita sudah dipenuhi kasih-Nya. Sadar bahwa kita tak dapat jalan sendiri, kita perlu bimbingan-Nya dan pertolongan-Nya untuk melalui itu semua.

Mari kita mintakan bimbingan-Nya untuk membuat rumah kita sebagai sumber cinta. Membuat rumah kita sebagai tempat di mana kita taruh hati kita bersama untuk membuat segalanya menjadi lebih baik dan semakin baik lagi. Tetaplah ada di dalam cinta. Bangunlah kasih yang lebih mendalam di keluarga kita. Terkadang kita mencoba begitu keras untuk bahagia tanpa sadar bahwa kita perlu mulai dari dasarnya. Dari rumah kita sendiri.

Ini adalah PR (Pekerjaan Rumah) kita bersama. Untuk membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik dan kita mulai dari diri kita, kita mulai dari rumah kita, kita mulai dari menemukan kembali cinta yang hilang dan semoga kita bisa memupuknya kembali.

HCMC, 10 Mei 2010

-fon-

* thank’s to the girl for the inspirational T-Shirt:)


Sumber gambar:

http://naturalgasnb.com/site/media/naturalgasnb/house%20with%20family%20med.JPG

2 comments: