Wednesday, April 14, 2010

Kejarlah Daku


Saya baru saja menonton acara ‘Pursuits’ di ‘Channel News Asia’, acara yang bagi saya amatlah menginspirasi. Acara ini menampilkan tokoh-tokoh yang mengejar impiannya dan berhasil. Berhasil-ukurannya bukan melulu uang-namun berhasil mencapai impian mereka.

Ada tiga tokoh yang ditampilkan. Semuanya dari India.

Tokoh yang pertama, seorang ahli fotografi asal India yang sudah melanglang buana sampai ke Sungai Amazon. Dia meninggalkan pekerjaan yang ditawarkan oleh pemerintahnya untuk kemudian mengejar impiannya sebagai fotografer. Yang hebatnya, dia memotret buaya dan binatang buas lainnya di Sungai Amazon dengan santai saja. Malah terlihat amat menikmatinya, padahal itu adalah pengalaman yang buat sebagian orang menimbulkan ketakutan karena melihat buaya di depan mata seperti itu. Dari seseorang yang bukan siapa-siapa, dari keluarga menengah cenderung miskin, dia berhasil menjadi fotografer terkenal kelas dunia.

Tokoh berikutnya: dua orang wanita. Sahabat baik, yang mendirikan The Banyan di Chennai, India. Adalah dua sahabat: Vandana Gopikumar dan Vaishnavi Jayakumar yang mendirikan rumah perawatan bagi mereka yang terganggu mentalnya di India sana. Memberikan pendidikan, menjadi rumah tempat penampungan, membagikan keceriaan lewat tarian dan nyanyian, dan dari tahun 1993 membawa lima ribu (5.000) orang yang terganggu mentalnya menjadi orang yang lebih baik. Mereka tak punya banyak uang bagi diri mereka sendiri. Di wawancara mereka mengakui kalau mereka tak punya cukup uang namun semua dari hasil pemberian orang tua, teman, suami, dan sebagainya. Pikiran mereka tercurah sepenuhnya bagi ‘The Banyan’ ini.

Jujurnya, tidak banyak orang yang akan memedulikan orang yang terganggu jiwa dan mentalnya. Melihatnya saja terkadang kita sudah keburu takut dan menyingkir pergi. Ketika ada orang-orang dengan kepedulian semacam ini, hati saya tersentak. Hampir meneteskan air mata karena amat terharu. Apa yang mereka lakukan, memberikan diri bagi masyarakat marjinal-‘powerless’-dan yang terbuang adalah contoh yang amat luhur. Tidak mudah hidup dengan seseorang yang sakit mental, namun ketika memilih untuk menampung ratusan bahkan ribuan orang semacam ini, betul-betul ketulusan dan kasih yang tanpa pamrih menjadi jelas terlihat.

Terlalu sering kita membaca pemberitaan yang buruk. Perkosaan, pencurian, pelecehan, pembunuhan, gosip, dan sebagainya. Ketika saya pribadi mendengar berita-berita yang melegakan, acara-acara bermutu semacam ini, hati saya seolah disirami kehangatan yang baru. Bahwa dunia, di tengah segala kebobrokannya, tidak berhenti menghasilkan orang-orang yang tampil beda. Orang-orang yang memikirkan nasib orang lain terlebih dahulu daripada nasib mereka sendiri. Orang-orang yang mungkin tidak kaya secara materi, tetapi kaya hati. Ketika mereka memilih mengejar ‘passion’ yang terdalam akan impian mereka, mereka tidak lagi memusingkan banyak ketakutan yang mungkin menarik mereka jauh-jauh dari impian mereka. Namun mereka memilih bangkit, berdiri tegar, dan menjalani hari-hari pemenuhan impian mereka.

‘Channel News Asia’ memberikan slogan yang tepat bagi mereka, bahwa mereka bukanlah melulu ‘dreamer’ tetapi juga ‘doer’. Mereka bukan saja orang yang memiliki impian, namun mereka juga mengerjakan segala sesuatunya untuk mencapai impian itu.

Fotografer itu dan pemilik ‘The Banyan’ mengajarkan saya untuk tak berhenti bermimpi. Tak henti pula melaksanakan semua hal yang baik demi tercapainya impian saya. Kita masih boleh bermimpi melihat wajah dunia yang lebih baik. Sebuah dunia yang selalu ada di kepala saya, yang walaupun rasanya sulit diwujudkan, namun saya juga tak berhenti bermimpi dan terus menghimbau. Mari kita jadikan dunia ini tempat yang lebih layak ditinggali. ‘Let’s make this world a better place to live.’ Itu kata-kata yang membekas di hati saya di lagu 'Heal the World' yang dinyanyikan oleh ‘King of Pop’- ‘Michael Jackson’. Dunia yang penuh kesakitan ini memerlukan tangan-tangan yang menolong. Dunia yang kesakitan ini perlu mereka yang sudi memberikan dirinya (tenaga, pengetahuan, talenta, termasuk uang). Dunia yang tampaknya semakin bobrok ini sebetulnya masih bisa diperbaiki, setidaknya dimulai dari hari ini. Dari sudut terdalam di hati kita masing-masing yang tak henti bermimpi untuk jadikan hidup ini lebih berarti.

Apa pun impianmu yang tak pernah hilang dari benakmu, selalu ada di situ: entah matamu terpejam atau terbuka. Kejarlah, raihlah! Tak pernah salah punya mimpi yang begitu menjiwai seluruh hidupmu. Tak salah ketika seolah jatuh cinta, impian itu terus terbayang-bayang di mata. Ini saatnya untuk bangkit dan lakukan sesuatu untuk mengejar impian itu. ‘Dreamer and doer’ semoga bisa sejalan.

Kejarlah daku! Begitu kata impianmu yang memanggil-manggil di ujung sana:) Beranilah bermimpi dan jadikan dunia ini ‘a better place to live’:)

HCMC, 14 April 2010

-fon-

Sumber gambar:

http://media.photobucket.com/image/reach%20for%20the%20sky/mixanwho/ReachfortheSky.jpg?o=39


2 comments:

  1. Hai,
    ii nya Brenda. Brenda sering cerita tentang ii nya yang suka nulis.
    Aku teman main Brenda, kalau follow blog Brenda, tahu deh Shella yang mana. Ha ha ha.

    Bagus deh tulisannya, Benar, kadang kita mngingkari passion kita atau kita takut untuk bermimpi, takut ngga mampu...
    Tapi kita punya Bapa di Surga :D
    Thank you mam, heart your writing

    ReplyDelete
  2. @ Shella: iyaaa, aku tau koq:)
    Shella temennya Brenda, aku sempet liat2 blognya Shella juga hehe...Bagus:)
    Ma kasih ya udah mampir dan komentar. Oo Brenda sering crita, aku seneng pada kreatif menulis n Brenda bermusik:)
    Bapa di surga bakal memampukan kita koq, I can do all things through Him who strengthens me. Amen.
    Baek2 ya di negeri orang :)

    ReplyDelete