Monday, April 12, 2010

Lenggak Lenggok ‘Catwalk’



Waktu berat badanku 50 kg, pengennya 45 kg ajaaa…Waktu berat badan 55 kg, baru tau bahwa berat 50 kg itu anugerah. Apalagi waktu berat badan mencapai 65kg. Tuhannn, ‘balikin bodi gw’ kayak dulu lagi…* Balikin, oh…oh balikin...:)*

(Psssttt, ini hanya ilustrasi, dan tidak mencerminkan berat badan sebenarnya. ‘Kan pamali mengakui berat badan di depan umum hehehe…).

Intinya, amat mudah bagi kaum perempuan untuk disibukkan dengan hal-hal semacam ini. Panik karena sebuah jerawat gede yang nongkrong dengan tidak sopannya di hidung. Pusing karena rambut pecah dan bercabang. Stress karena berat badan yang naiknya gampang, turunnya susah. Yah, itulah hal-hal yang nampaknya ‘gak penting’ buat beberapa orang, tetapi buat kaum hawa yang mengalami, tetep aja berasa pusingnya. Deretan ini bertambah dengan ‘koq’ aku tidak seputih dia, sampai ada krim-krim pemutih yang bisa memutihkan dalam waktu enam minggu atau bahkan lebih cepat lagi. Padahal? Kalau di negara yang lain, yang hitam itu jadi idola. Bahkan ‘bule’ rela menjemur dirinya berjam-jam biar lebih ‘tan’. Lebih hitam. Yah, begitulah, intinya amat sulit buat mensyukuri diri ini apa adanya…

Hari ini, pas lagi di fitnes. Mantengin ‘Channel V’ seperti biasa, lihat video klipnya JK Pop. ‘Japan and Korean Pop.’ Langsing, cakep, ‘fresh’. Pas iklan, klik ke saluran berikutnya: ‘Fashion TV’. Modelnya: cakep-langsing bahkan terlalu langsing bak anoreksia:), keren karena baju disainer dunia. Hmmm, ‘wondering’…Apa model-model tersebut tak pernah punya masalah dengan penampilan fisiknya?

Setelah berdecak kagum memandang tubuh-tubuh indah dan wajah menawan mereka, betapa terkejutnya saya ketika di dalam wawancara dengan tokoh selebriti itu ada pertanyaan: “ Bagian mana dari tubuh Anda yang paling tidak Anda sukai?” Jawaban yang mereka berikan pun bermacam-macam. “ Aku tidak suka dengan telingaku karena keduanya tidak sama besar,” “ Aku benci dengan bentuk bibirku yang terlalu biasa, kurang seksi,” dan sebagainya, dan seterusnya. (Lihatlah Tubuhku hal. 44, karya Romo Deshi Ramadhani, S.J.)

‘OMG (Oh My God)!’

Ternyata untuk bersyukur pun sulit dialami oleh mereka yang notabene sudah artis, model, bahkan supermodel kelas dunia. Apakah memang bersyukur sesulit itu?

Di luar itu semua, Romo Deshi (MoShi) masih di buku yang sama menyebutkan bahwa dalam film-film yang berbeda seperti ‘The Beauty and the Beast’ dan ‘Shallow Hal’ yang tak mementingkan penampilan fisik, juga terjadi di dunia ini. Ketika orang tidak memusatkan hal-hal yang berbau fisik, barulah hal-hal yang bersifat kecantikan batiniah (‘inner beauty’) terlihat dan terpancar ke luar.

Manusia sibuk terpusat pada tubuh, melakukan berbagai macam operasi untuk mengubah atau memperbaikinya, tetapi pada akhirnya, pribadi di dalam tubuh itulah yang dirindukan, yang akhirnya menentukan arti seluruh tubuh manusia yang bersangkutan. Selama kita masih terkurung pada obsesi akan tubuh, selama itu pula kita mungkin tidak akan pernah sampai pada kebenaran dasar tentang diri kita sebagai manusia, meskipun kita memang tidak bisa berada tanpa tubuh kita. ( Lihatlah Tubuhku hal. 47).

Buku MoShi yang memberikan pencerahan baru pada saya soal Teologi Tubuh (TOB= Theology of the Body) membawa saya sedikitnya untuk keluar dari kepusingan-kepusingan manusiawi makhluk bernama perempuan yang sering disibukkan dengan hal-hal yang berbau fisik. Sekaligus juga penilaian sekitar tentang fisik dan tampilan semata. Sebetulnya, tanpa mengurangi rasa hormat saya pada fisik dan tubuh, tapi memujanya setengah mati dan meninggalkan hal-hal yang lebih hakiki seperti kualitas karakter yang baik adalah amat membosankan. Menjemukan.

Tanpa tubuh kita bukanlah manusia utuh. Namun, terlalu mengandalkan tubuh, juga bukan solusinya. Solusinya adalah mengenal tubuh dan mengembalikannya sebagaimana apa yang sudah ditetapkan-Nya dari awal mula. Sehingga pemahaman yang keliru soal tubuh dan perluasannya soal pornografi, persepsi yang tidak benar tentang seks, bisa terhindarkan.

Buku ini belumlah selesai saya baca, tetapi saya berterima kasih buat teman-teman dari Domus Cordis Jakarta yang mengirimkannya tepat waktu, di saat saya memang kurang mendapatkan info-info semacam ini. Terima kasih juga buat MoShi dan Yohanes Paulus II yang menginspirasi. Dan ‘above all, thank God!’

Pemahaman yang benar soal tubuh, membuat kita semakin percaya diri dalam lenggak-lenggok kita di ‘catwalk’ kehidupan yang sudah direncanakan-Nya dengan sempurna.

Bukan berarti kita tidak boleh jadi sehat, segar, dan fit. Bukan berarti kita tidak perlu merawat tubuh kita dan cuek saja tanpa peduli padanya. Namun, pengertian akan kebenaran ini, semoga membuat banyak mata semakin terbuka bahwa Dia punya rencana atas semua yang diciptakan-Nya, termasuk tubuh kita. Bukan seperti apa yang dunia inginkan kita mengerti, tetapi apa yang Dia maksudkan ketika pertama kali menciptakan kita.

Yukkk, melenggang dengan pasti dalam ‘catwalk’ kehidupan kita dengan tuntunan tangan-Nya:)

HCMC, 12 April 2010

-fon-

No comments:

Post a Comment