Tuesday, April 27, 2010

Gelisah

Gelisah

Satu senja di Warung Sunda tak jauh dari pelabuhan,

dia memuntir rambut sebahunya dengan perlahan.

Dan matanya sesekali dikerjapkan,

sambil menyeruput minuman yang di hadapan.


Ini pertemuan ketiga kami,

dan inilah saat yang mungkin dinanti.

Dia katakan cinta kepada diri ini.

Pria mana yang beruntung menerima cinta dari gadis manis nan berani?


Dia masih gelisah,

terbaca sekali di wajahnya jika dia memang sedang resah.

Entah mengapa, aku malah betah

Memandangi setiap sudut wajahnya yang alamiah.



Sudah kunyatakan cintaku pada lebih dari sepuluh gadis,

namun tak ada yang menerimaku.

Ketika kuberpikir peluangku habis

Malah datang Si Gadis Manis dalam hidupku.


Kubiarkan dia dalam kegelisahannya,

beberapa waktu lamanya.

Ah, mungkin aku terkesan egois padanya.

Maaf Nona, kalau tingkahku tak sepantasnya.


Akhirnya, sebelum sabarmu habis.

Biarlah aku tak lagi ‘sok artis’

Aku tak hendak membuat hatimu makin teriris,

oleh kegelisahan dan ketidakpastian yang kelebihan dosis.


Wahai gadis manis pencuri hatiku…
Tak perlu lagi kau menunggu.

Kan kuterima cintamu.

Ya! Karena aku pun begitu,

amat cinta padamu,

sejak pertama kita bertemu,

dan ingin menghabiskan hidupku

Bersamamu!


HCMC, 16 Januari 2010

-fon-

* puisi yang sudah rada lama…

No comments:

Post a Comment