Saturday, April 24, 2010

Kotak Ajaib



Piring-piring belum dicuci. Semua masih menumpuk di tempat cuci piring.

Baju-baju kotor masih belum dicuci juga. Dari dua hari yang lalu.

Lantai belum disapu, telepon berdering, bel pintu berbunyi, musik tetangga berteriak kencang seolah menjadi tempat karaoke.

Segera dunia terasa sumpek. Dan bising. Padahal dunia itu hanyalah seruangan sempit di rumahku. Bukan di rumah berlantai tiga. Inginku punya kotak ajaib. Lemari ajaib atau kardus ajaib. Tempat aku berdiam dan beristirahat sejenak. Dari seluruh kebisingan dunia yang sudah mulai menggangguku. Dan membuat toleransiku terhadap kebisingan sudah mencapai level ‘zero’. Nol.

Dalam kotak ajaib itu, kutemukan keasyikan sendiri. Tenggelam dalam duniaku sendiri. Apa yang kuinginkan, apa yang kuharapkan. Apa yang tak kesampaian di dunia nyata, aku bisa mendapatkannya. Aku bisa menonton televisi acara kegemaranku, sambil tetap melihat bahwa piring sudah dicuci bersih dan rapi. Dalam kotak itu, aku bisa melihat pertolongan yang datang padaku: lantai yang disapu, baju yang dicuci, anak yang diurusi, dan aku bisa bersantai melakukan kegiatanku sendiri. Musik tetangga yang tadinya menggangguku dengan irama yang tak kusuka, berubah menjadi musik kegemaranku.

Kotak ajaibku membawaku menari, menyanyi, seiring lagu kegemaranku. Kotak ajaibku membuat aku berani bermimpi untuk mewujudkan impianku. Kotak ajaibku membawaku ke tempat-tempat yang kuingin kunjungi yang belum terjadi dalam dunia nyata. Entah apa pun alasannya. Kotak ajaibku membawaku keluar dari dunia nyata dan mulai bermimpi. Kutemukan ketenangan luar biasa di sini. Dan rasanya, aku tak mau keluar lagi. Biarkan aku bermimpi dalam ketenangan jiwaku, walau hanya sebentar saja.

Kotak ajaibku membawaku keluar dari sisi penakutku dan menjadi pemberani. Kotak ajaib itu membawaku kepada kelegaan, karena hidup yang nyata itu tak lepas dari kesedihan dan kekecewaan. Kotak ajaibku membawaku pada alasan mengapa aku bertahan dalam hidup: karena adanya secercah harapan.

Kotak ajaibku memberikan banyak hal yang positif bagiku.

Seketika ketika harus keluar dari kotak ajaibku: kurasakan rutinitas lagi, kekecewaan lagi, kekuatiran lagi, kebosanan lagi. Dan setelah itu kucari dia lagi: kotak ajaibku. Setelah minggu demi minggu menciptakan imajinasi kotak ajaibku ini, akhirnya aku belajar sesuatu….

Kuputuskan untuk membuka kotak ajaib kecil saja, di hatiku. Di luar kebisingan dunia yang tak pernah berhenti, aku menghentikannya lewat meditasi. Aku menghentikannya lewat doa-doa yang mengandung unsur konsentrasi. Sehingga aku fokus pada masa ini, pada saat ini, singkirkan sejenak bayang masa lalu dan masa depan. Tak perlu lari dan sembunyi untuk bisa bermimpi. Maksudku tak perlu masuk ke kotak yang sebesar gajah untuk bisa keluar dari rutinitas ini. Aku bisa masuk ke kotak kecil yang juga tak kalah ajaibnya itu, di hatiku, dan berdoa sungguh. Meditasi sungguh. Untuk kemudian mendapatkan kekuatan baru. Dalam percakapanku dengan-Nya, aku merasa dikuatkan. Aku tahu, untuk banyak kali aku kembali diingatkan, aku tidak sendirian. Mungkin secara fisik, iya, karena banyak hal harus kulakukan sendiri. Namun sebetulnya, Dia selalu menemaniku. Kotak ajaib itu membangun hubungan yang lebih baik lagi dengan Dia, setelah itu membuatku mampu menghadapi hidup dengan lebih optimis, keluar sebentar dari seluruh kesumpekannya ataupun keriuhannya. Karena kadang, kurasa hidup itu terlalu bising. Aku ingin tenang barang sejenak saja. Tenang seolah sudah jadi barang yang mahal. Untuk memiliki ketenangan, terkadang orang harus bayar obat penenang, bayar psikiater, bayar dokter, hanya untuk tenang. Hanya untuk damai di hati.

Kalau saja setiap orang tahu, bahwa kunci kotak ajaib itu ada di tangan mereka, tentunya mereka takkan mencoba lari ke mana-mana untuk menemukannya. Carilah ke hatimu dengan sungguh, di kedalaman lubuk hatimu, kotak itu akan kau temukan. Di situlah kau duduk diam, melihat dirimu dalam miniatur sedang menikmati sensasi ketenangan luar biasa. Berdoa, memikirkan semua impian yang ada di dalam hati terdalam, mungkin membawa masa lalu yang perih dan ingin sembuh darinya, sembari menyerahkan masa depanmu ke dalam tangan-Nya. Di kotak itu kaulihat kembali keajaiban-Nya. Kaubersimpuh di hadapan-Nya. Kembali konsentrasi pada-Nya. Percaya bahwa semua yang tidak enak dan sulit dalam hidup bisa teratasi dengan campur tangan-Nya. Sekali lagi lewat tangan-Nya yang ajaib. Dan…. Tarrraaaa! Kau dapatkan kesegaran kembali ketika harus melakukan tugas-tugas rutin yang nampaknya membosankan sekalipun.

Piring-piring belum dicuci. Semua masih menumpuk di tempat cuci piring.

Baju-baju kotor masih belum dicuci juga. Dari dua hari yang lalu.

Lantai belum disapu, telepon berdering, bel pintu berbunyi, musik tetangga berteriak kencang seolah menjadi tempat karaoke.

Tapi anehnya, tidak lagi kurasakan sumpek itu. Kurasakan ketenangan baru mulai liputi hatiku. Pelan-pelan kukerjakan satu demi satu. Dengan senang hati. Kotak ajaib kecil itu membantuku secara luar biasa. Dia memang kecil, tetapi fungsinya memang ajaib! Keajaiban itu ternyata sederhana. Tak perlu Dora Emon, tak perlu Harry Potter, karena ajaib bagiku berarti hubungan doa yang diperbaharui. Meditasi secara lebih terarah kepada-Nya. Dan akhirnya, damai sukacita yang baru meliputi hatiku. Meliputi? Tidak! BANJIRI hatiku…

Semoga kautemukan juga kotak ajaibmu. Kotak kecil di sudut hatimu, tempat kauberdoa sungguh kepada-Nya.

HCMC, 16 Maret 2010

-fon-

* baru akan posting di tanggal 24 April ini, sebulan lebih sesudahnya:)

Sumber gambar:

http://joi.ito.com/archives/images/MagicBox.jpg

No comments:

Post a Comment