Taoge
Kecil, kurus, keriting, hidup pula!
Begitu orang sering menyebutku. Masih untung aku dibalut oleh kulit yang putih. ‘Kan kata banyak orang ‘white is beautiful’. Walaupun di bagian benua lain justru ‘black is beautiful’ yaaa…
Biarpun demikian, aku masih berterima kasih karena aku masih bisa hidup. Lincah karena kecil dan kurus. Berbodi langsing dan memberikan sensasi nikmat bagi penggemar taoge goreng, makanan khas berbumbu taoco itu.
Hmmm…
Diriku bila dipadukan dengan ikan asin, juga jadi masakan yang cocok dihadirkan di restoran kelas atas. Hargaku jadi berlipat ganda di situ. Dengan tambahan ikan asin dan cabai, jadilah aku menu taoge goreng ikan asin. Pelan-pelan dari asalku yang di kampung itu, ke pasar, lalu ke restoran, membawaku kepada rasa percaya diri juga. Awalnya yaaa, minder laaa.. Bersanding dengan sayur mahal bak brokoli, po chai, tomiaw atau asparagus. Akhirnya aku menerima diriku apa adanya. Memang taoge ya taoge. Aku tak perlu merubah diri jadi asparagus apalagi jadi ikan salmon, ‘gak mungkin pula, yaaa? :)
Kecil, kurus, keriting, putih, disukai. Dan untuk itulah aku hidup!
Karena aku berharga. Biar hanya sebiji taoge yang asalnya dari kacang hijau. Aku juga berhak bahagia dengan apa adanya diriku. Karena aku ciptaan-Nya. Bukan kebetulan aku ada dan mengisi dunia ini. Badan boleh kecil, hidup boleh singkat, tapi aku tetap bersemangat menjalani hari-hari kehidupanku sebagai taoge.
Hai kamu, manusia..
Kalau aku saja yang taoge ini bisa bersemangat dalam menjalani hidup dan menerima diriku… Apalagi kamu…!
Kamu seharusnya bangga akan keberadaanmu, dilarang keras berkeluh kesah berkepanjangan yang hanya membuat dirimu makin suntuk dan jauh dari sukacita. Lihatlah diriku yang jauh dari sempurna ini, tapi aku bahagia. Bahagia dengan caraku sendiri. Pernah sih, jujurnya aku juga merasa iri dengan brokoli. Pernah juga aku berpikir, bagaimana ya jika aku jadi lobster yang mahal harganya itu. Tetapi, ketika kembali lagi kupikir-pikir…Inilah yang terbaik bagi diriku. Taoge ya taoge… ‘Gak usah usaha jadi yang lain. Jadi ‘the best taoge ever’ aja deh…:)
‘So’, teman-temanku sesama taoge…Mari kita syukuri hidup kita… Sesingkat apa pun, kita nikmati, kita jalani dengan maksimal. ‘Live to the fullest’ katanya orang-orang itu, bukan? Biar manusia yang tidak bisa menerima dirinya kita bikin iri…Hihihi… Biarkan saja mereka iri sama kita dan moga-moga mereka belajar buat bersyukur dan merasa diri berharga yaaaa… Seperti aku, seperti kita.
Salam manis selalu dariku yang sebentar lagi akan dimasak oleh koki kenamaan restoran ini bersama ikan asin dan cabai…’Yeah! I love this life!’
Demikianlah taoge terhidang dengan sukses di meja makan ‘Chinese Restaurant’ berkelas itu.
HCMC, 20 April 2010
-fon-
* gara-gara ke pasar beli taoge pagi ini, jadi terpikir buat menuliskan Si Taoge. Malu ‘gak sama taogeee? Hehehe…:)
* ta·o·ge /taogé/ n kecambah dr kacang-kacangan spt kacang hijau, kacang kedelai;
-- goreng masakan dari taoge, oncom, dsb yg diberi bumbu taoco (Kamus Bahasa Indonesia ‘online’).
-- goreng masakan dari taoge, oncom, dsb yg diberi bumbu taoco (Kamus Bahasa Indonesia ‘online’).
* bagi yang ‘copas’ atau ‘share’ silakan dengan menyertakan tautannya atau nama penulisnya. Trims.
Sumber gambar:
http://media.photobucket.com/image/taoge/bocahiseng/photo_toge.jpg
No comments:
Post a Comment