Thursday, April 29, 2010

How Can I Put My Trust in YOU?



Anak-anak kecil, tak bersalah, tak berdosa…

Jadi korban perang, perkosaan dan pelecehan…

Yang tukang bikin masalah terkadang malah orang dekat, orang kepercayaan, tetangga, teman, sampai orang yang dianggap rohani.

Hal yang lebih ganas dilakukan, bahkan lebih dari binatang buas yang tak makan anak sendiri. Membuatku merinding tiap kali membaca hal-hal seperti ini. Seolah manusia yang tampaknya dan seharusnya takwa malah seolah tak punya nurani.

Kalau lihat yang seperti ini, pernah pertanyaan ini timbul juga: bagaimana aku bisa beriman pada-Mu, Tuhan?

Kemunafikan meraja lela. Setiap orang seolah perlu topeng untuk amankan mukanya. Dari murka dunia, dari rasa bersalah, cukup kenakan topeng, selesailah sudah. Ironisnya yang munafik malah jaya dan kaya raya. Sementara yang kerja keras, jujur, dan baik hati malah ada yang miskin tiada tara.

Melihat kenyataan pahit begini, sekali waktu pernah kutanya pada-Mu, Tuhan.

‘ How can I put my trust in You?’

Lilitan kawat duri ketakutan melingkari setiap hati yang ragu untuk melangkah. Entah karena kekuatiran akan hari esok, entah karena bayang masa silam yang tak jua lepas dari ingatan. Bayang kesedihan tak berujung. Melihat kenyataan yang ada, kondisi keuangan yang tak menunjang sementara harga melaju tinggi tanpa kendali, kembali tanya ini penuhi banyak hati:

‘How can I put my trust in You, Lord?’

Bencana alam bertubi-tubi. Gempa, angin ribut, longsor, badai, sampai banjir.

Nyawa hilang seolah begitu mudah, seolah kucing yang punya sembilan nyawa. Hanya ini tak ada gantinya, karena mereka manusia. Dalam hati miris tak terkira, kutanya:

“ Bagaimana aku bisa terus percaya pada-Mu, Tuhan?”

Seorang anak korban pelecehan Bapak tirinya, tak pernah tahu apa arti seorang Bapa. Dia hanya tahu, ayah tirinya itu bukanlah orang baik. Mungkin tampaknya baik, tapi ternyata tak cukup baik. Dia yang sudah ternoda, hanya bertanya:

“ Jika yang tampak di depan mata sudah macam ini, apa Engkau yang tak kasat mata bisa peduli?”

Jika dipikirkan, iman itu lebih dari sekadar pikiran.

Jika hanya mengandalkan apa yang terlihat, percaya itu lebih dari sekadar ucapan di bibir atau apa yang terlihat dengan mata saja.

“ Iman mampu memindahkan gunung. Orang-orang yang berjalan di dalam iman, takkan berhenti berharap. Takkan berhenti percaya, walaupun kenyataan begitu pahit. Begitu memilukan. Orang-orang yang takwa akan terus mencari hadirat-Nya, takkan berhenti, walau seluruh hidupnya diliputi luka dan kesakitan. Karena percaya, sumber penyembuh sejati hanya ada pada diri-Nya. Bukan yang lain.”

Dunia boleh bilang, “ Tuhan tidak adil.”

Dunia boleh kecam, “ Rasanya sukar mengandalkan Tuhan di masa sulit seperti ini.”

Dunia boleh tertawa dan mempertanyakan, “ Tuhan? Adakah Dia?”

Dunia boleh lakukan apa saja…

Namun, kita tak boleh menyerah.

“ How can I put trust in You?”

‘ Of Course, you can!’

Percaya datangnya dari hal sederhana. Iman datang dari kecintaan akan Dia. ‘Trust comes from simple things but yet is able to bring your faith to another level. Nearer to Him.’

Percaya bukan berarti tak pernah kecewa akan kenyataan yang ada. Namun, percaya berarti tetap mau memilih dekat dengan-Nya dalam kondisi sesulit apa pun. Dalam setiap duka yang seolah tak terselesaikan. Mengandalkan Tuhan seolah jadi omong kosong bagi beberapa orang, namun tidak bagi Tuhan itu sendiri. Justru dalam setiap masalah yang tak terselesaikan, pertanyaannya:

“ Sudahkah kauundang Dia dalam hidup-Mu? Untuk memimpinmu sekali lagi dalam hidup ini?”

Dunia mungkin akan tambah kacau… Tetapi, kita tidak boleh kacau. Di tengah orang yang mengaku rohani yang masih melakukan kejahatan, di tengah kondisi orang yang seharusnya dipercayai malah menorehkan kepercayaan itu dengan pelecehan dan bangkitkan dendam…Di tengah itu semua….Hanya bisa mohonkan kasih Tuhan, rahmat Tuhan untuk bisa menerima segala sesuatunya dan percaya: ‘everything happens for a reason.’

Bo Sanchez dilecehkan oleh pembimbing rohaninya. Dia bangkit di dalam Tuhan dan memulai hidup yang baru, yang amat luar biasa dan menjadikannya seperti hari ini. Penulis, ‘business man’, pewarta, dan ‘trainer’ luar biasa.

Alison Botha diperkosa dan hampir mati, selamat, dan menjadi motivator ulung ke seluruh dunia agar mengajarkan semua orang untuk menghargai kehidupan sendiri.

Nick Vujicic lahir tanpa kaki, sekarang motivator ulung di dunia, sukses dan tak jarang bikin malu hati orang-orang yang fisiknya sempurna…

Apa yang kita pikir kemalangan, belum berarti kemalangan. Sejarah juga membuktikan, mereka yang mengandalkan Tuhan, percaya dan terus berjalan di dalam Dia, takkan ditinggalkan-Nya. Malah segala hal yang berbau kemalangan, Dia ubahkan jadi sukacita terbesar.

‘How can I put trust in You?’

‘You can do it by praying more, ask for His love, and just stay faithful even you haven’t seen anything. Because He has seen the whole picture of your life.’

‘Stay faithful:)’

'God, I want to put my TRUST in YOU. Amen.'

HCMC, 28 April 2010

-fon-

* smoga kita tersadarkan untuk meningkatkan iman dan perbuatan kita. Karena iman tanpa perbuatan adalah sia-sia. Iman kita semoga menjadikan kita orang-orang yang semakin tabah di dalam menjalani hidup. Di dalam kasih-Nya. Amin.


Sumber gambar:
http://farm3.static.flickr.com/2347/2280222251_f2e7e2e8a4.jpg

No comments:

Post a Comment