Tuhan,
Terlalu sering aku meminta pada-Mu.
Minta ini, minta itu.
Minta hal ini dimudahkan, hal itu dilancarkan.
Terlalu sering aku menganggap…
Relasi kita yang terbina lewat doa,
bisa menjadikanku memiliki jalur khusus
tanpa perlu antri ketika aku butuh sesuatu.
Kesannya egois.
Mencari-Mu ketika perlu.
Dan meninggalkan-Mu
atau lupa kepada-Mu,
ketika tidak butuh.
Itulah yang sering terjadi pada manusia.
Itulah yang terjadi pada kami, umat-Mu.
Tuhan,
Ketika kembali kusadari,
Yang seharusnya aku minta…
Bukanlah melulu kelancaran ini atau itu.
Bukanlah hidup tanpa masalah
Bukanlah kenyamanan senantiasa…
Namun…
Biarlah kupintakan:
Kekuatan menghadapi cobaan…
Keikhlasan menerima kenyataan…
Keberserahan terhadap apa yang sudah Kaurencanakan…
Kebesaran hati untuk terus percaya di dalam iman…
Kemauan untuk terus dekat dengan-Mu dalam susah dan senang…
Jadikan kami agar tetap setia kepada-Mu.
Bimbing kami agar tetap memilih jalan-Mu,
Walaupun banyak persimpangan dan jalan lain yang ditawarkan dunia.
Jadikan kami anak-anak kebanggaan-Mu.
Itu doaku.
Itu pintaku.
Amin.
HCMC,
-fon-
Sumber gambar:
http://journeytorome.files.wordpress.com/2009/08/a-prayer-for-times-like-these.jpg
What a beautiful poem! I wish I were that strong..
ReplyDeleteThanks for giving me such a shot. GBU
(Agnes Bemoe)
@ Agnes: Ma kasih, Bu Guru, sudah mampir... Aku juga gak kuat2 amat koq, tapi berusaha aja, Bu xixixi...Ditunggu kelanjutan tulisannya yang indah itu: Fifi dan Nyah Ndut:) GBU:)
ReplyDeletelike it so much.. =)
ReplyDeletethanks buat inspirasinya..
@ X: trima kasih buat apresiasinya:) That means a lot to me:)
ReplyDeleteDear Mbak Fon,
ReplyDeletePenulisan MU nya pada baris ke-2, mohon direvisi. Thx Mbak & may GOD always bless you.
@ Me: tengkyu. Kecepetan posting neh hahaha...Ma kasih koreksinya:)
ReplyDelete